Mampukah Prabowo Mempertahankan Dominasinya di Jawa Barat?

Logo Katadata

Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah pemilih terbesar nasional. Pada 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat ada 35,7 juta pemilih di Tatar Sunda. Jumlah ini sama dengan 17,4% porsi suara nasional. Namun, seperti yang sudah terjadi pada dua pilpres sebelumnya, kemenangan di provinsi ini tidak menjamin kemenangan dalam pemilihan presiden (pilpres).

 

Pada dua Pilpres terakhir, Prabowo Subianto selalu memenangkan suara di Jawa Barat. Pada Pilpres 2014, Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa mendapat 59,78% suara. Dia kemudian memperoleh 59,93% suara ketika berpasangan dengan Sandiaga Uno pada 2019.

Kemenangan Prabowo di provinsi ini mengamankan setidaknya 10% suara nasional. Rinciannya adalah 10,6% pada 2014 dan 10,43% pada 2019.

Tren dominasi Prabowo ini dapat kembali terjadi pada 2024. Setidaknya jika berkaca dari perolehan suara Koalisi Indonesia Maju, koalisi partai pendukung pasangan Prabowo – Gibran Rakabuming Raka, pada pemilihan legislatif (pileg) DPR 2019. Koalisi ini beranggotakan Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, dan Garuda yang berlaga pada pemilu sebelumnya.

Kuat di Barat, Semakin Lemah di Timur

Kekuatan koalisi Prabowo di Jawa Barat merata. Dari 11 daerah pemilihan (dapil) di Jawa Barat, Koalisi Indonesia Maju unggul di semua dapil. Hanya intensitas dominasi ini yang berbeda di tiap dapil.

Secara umum, intensitas dominasi koalisi Prabowo lebih signifikan di daerah barat Jawa Barat. Ini terlihat di dapil Jawa Barat IV (Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta), V (Kabupaten Bogor), dan VII (Kabupaten dan Kota Sukabumi). Di ketiga dapil ini, Prabowo memiliki keunggulan di atas 50%.