Rapor Kesiapan Daerah Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Rapor Kesiapan Daerah Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Indonesia menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19. Apalagi sejak penularan varian Omicron pertama kali diumumkan pada 15 Desember 2021. Penyebaran virus corona kali ini lebih cepat dari gelombang kedua, saat varian Delta menyerang pertengahan tahun lalu.

Penambahan kasus setiap hari aktif gelombang ketiga mencapai 383 kali dalam 60 hari. Dari hanya 106 kasus pada 13 Desember 2021 menjadi 40.618 kasus pada 10 Februari 2022. Ini 29 kali lebih cepat dari gelombang kedua dimana penambahan tertinggi terjadi pada 15 Juli 2021 sebanyak 56.757 kasus.

Ada yang bilang gejala varian Omicron tidak lebih parah dari Delta. Meski begitu, peningkatan kasus yang lebih cepat dikhawatirkan dapat menyebabkan sistem layanan kesehatan ambruk, seperti yang terjadi saat terjadi ledakan kasus kedua tahun lalu.

Pulau Jawa dan Bali masih menjadi pusat penularan kasus. Kota-kota di kedua pulau ini menjadi pusat pergerakan masyarakat terutama dari luar negeri. Kasus aktif di Jakarta merupakan yang terbesar. Per 10 Februari, terdapat 81.660 kasus aktif Covid-19. Kemudian disusul Jawa Barat dan Banten masing-masing 64.114 kasus dan 37.846 kasus. Sedangkan Bali memiliki 12.815 kasus.

Berdasarkan jumlah kasus aktif, Jakarta dan beberapa daerah di Jawa dan Bali tergolong rawan. Meski demikian, Jakarta merupakan salah satu kawasan yang relatif aman secara nasional. Jakarta memiliki tingkat ketersediaan tempat tidur rumah sakit untuk pengobatan Covid-19 tertinggi, mencapai 379 tempat tidur per 100.000 penduduk.

Apalagi tingkat vaksinasi set lengkap di Jakarta adalah yang tertinggi. Ini akan mengurangi potensi keparahan Covid-19. Situasi yang sama juga terlihat di Bali yang memiliki ketersediaan tempat tidur rumah sakit Covid-19 dan tingkat vaksinasi yang tinggi, meski kasusnya relatif besar.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Perawatan rumah sakit akan disediakan untuk pasien dengan gejala parah dan kritis, terutama yang memiliki penyakit penyerta.

“Walaupun kasus di beberapa daerah lebih tinggi dari Delta, pelayanan pasien di rumah sakit harus tetap kondusif dan hanya untuk pasien sedang, berat dan kritis,” kata Juru Bicara Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Di sisi lain, beberapa daerah di Pulau Jawa memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Jawa Tengah dan Jawa Timur misalnya. Kedua wilayah tersebut mencatat hampir 8 ribu kasus aktif. Sedangkan kapasitas tempat tidur di RS Covid-19 hanya 129 per 100 ribu penduduk di Jawa Tengah dan 138 tempat tidur di Jawa Timur. Angka ini lebih rendah dari median 34 provinsi dengan 144 tempat tidur.

Hal yang sama berlaku untuk tingkat vaksinasi lengkap. Kedua wilayah baru tersebut mencakup 70% dan 66% dari total penduduk. Wilayah di luar Jawa yang juga memprihatinkan adalah Lampung. Provinsi tersebut hanya memiliki ketersediaan 89 tempat tidur Covid-19 untuk setiap 100 ribu penduduk. Sementara tingkat vaksinasi hanya 56% dari populasi.

Rendahnya tingkat keamanan terhadap Covid-19 di ketiga wilayah tersebut terlihat dari angka kematian atau tingkat fatalitas kasus (CFR) negara tertinggi. Berturut-turut 7,5% di Lampung, 7% di Jawa Timur, dan 6,1% di Jawa Tengah. Sedangkan Jakarta hanya memiliki angka kematian 1,3%.

Hasil kajian Kementerian Kesehatan menyebutkan sebagian besar pasien meninggal dunia dan yang bergejala berat atau kritis belum divaksinasi secara lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa vaksinasi sangat penting untuk mencegah kematian.

Nadia mengatakan lansia, anak-anak, orang dengan penyakit penyerta, dan yang belum divaksinasi merupakan kelompok rentan tertular Covid-19. “Inilah kelompok yang perlu mendapat perhatian dan sering menjadi korban kurang beruntung selama masa Covid-19 ini,” kata Nadia seperti dikutip dari lamannya. KesehatankuMinggu 6 Februari 2022.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, lanskap imun merupakan modal dasar untuk menghadapi berbagai varian dan gelombang Covid-19. Hal ini, sekaligus menjadi alat ukur untuk mengetahui potensi kerusakan atau dampak varian atau gelombang.

Meski vaksinasi dosis penuh sudah cukup baik di wilayah Jawa-Bali, Dicky mengatakan masyarakat masih perlu melakukan vaksinasi tambahan atau pemacu. Ini karena setelah lima bulan kekebalan rata-rata sudah menurun.

“Artinya, banyak dari mereka yang mulai kehilangan kekebalan pada akhir tahun lalu atau sebelum varian Omicron. Mereka sudah dalam posisi rentan tertular, bahkan fatal bagi yang belum divaksin,” kata Dicky. Katadata.co.idKamis 10 Februari 2022.

Selain vaksinasi, menurutnya, perlindungan terhadap penyebaran Covid-19 juga perlu didorong dengan memberdayakan 3T, yaitu melakukan tes (tes), deteksi kontak dekat (Pelacakan), dan tindak lanjut berupa pengobatan bagi penderita Covid-19 (perlakuan).