Gemerlap Caleg Artis, Popularitas Belum Tentu Berbuah Elektabilitas

Sinyal Kuat Saling Puji Jokowi dan Prabowo Jelang Pilpres 2024

Sejumlah artis yang masuk bursa Bacaleg kali ini memiliki banyak penggemar. Popularitas saja tidak cukup karena pemilu di Indonesia masih sarat dengan politik uang. Pengangkatan seniman sebagai caleg menunjukkan persoalan regenerasi partai politik.

Sederet nama artis masuk dalam daftar calon caleg partai politik peserta pemilu 2024. Total, lebih dari 60 artis dari 10 partai politik akan memperebutkan kursi di DPR periode 2024-2029.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP yang saat ini berkuasa mendatangkan artis terbanyak. Total mencapai 14 orang.

Mereka terdiri dari anggota DPR petahana dan artis yang baru terjun ke dunia politik. Pesta yang bersimbol sapi, misalnya, membawa pulang Rieke Diah Pitaloka dan Krisdayanti. Ada juga pendatang baru seperti mantan vokalis band rock Dewa 19 Elfonda Mekel (Once).

“Jadi ada sekitar 14 orang dari budayawan, artis, dan artis yang terbukti kompetensinya sangat kuat,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat pendaftaran calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Kamis (11/10). 11).5/2023).

Kehadiran seniman, menurut sejumlah pengamat, merupakan strategi lama untuk menggalang suara namun belum tentu berhasil. Strategi ini muncul pertama kali pada pemilu 2024. Jumlah artis yang diseleksi saat itu mencapai enam orang.

Kemudian, pada pemilihan anggota DPR berikutnya, jumlahnya melonjak. Dalam catatan Dewan Pers, jumlah artis yang lolos ke Senayan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 15 pada pemilu 2009.

Komedian dan anggota DPR Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) mengatakan, minat artis masuk politik cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian sejalan dengan latar belakang pendidikannya. Eko, misalnya, adalah jurnalis lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Jakarta Selatan.

Peralihan karir artis dari hiburan ke politik bukanlah fenomena baru dan telah terjadi di beberapa negara. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, Presiden ke-40 Ronald Reagan adalah mantan aktor Hollywood. Di Ukraina, Presiden ke-6 Volodymyr Zelenskyy sebelumnya membintangi serial televisi tentang seorang guru sekolah yang menjadi presiden.

KPU telah menerima berkas caleg 18 partai politik (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.)

Kandidat Artis Karena Alasan Pragmatis

Menurut Eko, popularitas dan elektabilitas adalah dua hal yang berbeda. Pada Pileg atau Pileg 2019 misalnya, hanya 14 dari 91 artis yang terpilih menjadi anggota DPR.

Melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Eko menjadi salah satu artis yang terpilih. Dia telah mempertahankan kursinya sejak 2009.

Eko mengatakan, kegagalan artis dalam pemilu tersebut terkait dengan minimnya pendidikan dari partai politik. Sekalipun mereka sudah terkenal, para seniman harus mengunjungi daerah (konstituensi) mereka secara pribadi dan memutuskan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka “pergi ke lapangan”.

Daerah pemilihan, menurutnya, heterogen. “Ada (pemilih) yang ingin mendengar visi misi, ada yang ingin berfoto, ada yang ingin meminta maaf, ingin mendapat hadiah dan sebagainya,” ujar komedian yang mewakili DKI Jakarta itu. Dapil I kepada Katadata.co.id pada Rabu (17/5).

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan artis populer gagal menjadi anggota DPR karena elektabilitasnya rendah dan menolak mengeluarkan uang. Popularitas saja tidak cukup karena pemilu di Indonesia masih sarat dengan politik uang.

Politik uang adalah upaya memobilisasi pemilih dengan memberikan uang, hadiah, atau barang agar mereka memilih ‘pemberi hadiah’ dalam suatu pemilihan. Taktik ini menjadi cara jual beli suara (buying votes) atau serangan fajar.

Berdasarkan survei pascapemilu 2014 dan 2019, Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi memperkirakan antara 19,4% hingga 33,1% pemilih terpapar politik uang. Kisaran ini diklasifikasikan sebagai “sangat tinggi” menurut standar internasional.

Ujang mengatakan artis yang terpilih diharapkan sukses karena popularitasnya diimbangi dengan kekuatan finansialnya. Ini cocok dengan pendekatan partai politik yang dinilai “pragmatis”.

“Ada kepentingan pemilu, ya mereka merekrut artis dan tokoh masyarakat yang punya popularitas dan uang untuk dilantik menjadi caleg,” kata Ujang Selasa pekan lalu. “Mereka yang ditunjuk menjadi perambah suara atau pendulang suara bagi kemenangan partai-partai tersebut.”

Menurut Nicky Fahrizal dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), kemenangan artis di pemilu legislatif juga terkait dengan strategi suporter dan partai politik dalam menentukan dapil.

Peneliti di departemen perubahan politik dan sosial CSIS menambahkan, sejumlah artis yang memasuki pasar kandidat kali ini memiliki banyak penggemar, seperti Once pimpinan band rock Dewa 19 Ahmad Dhani, dan chef Arnold Poernomo.

Dhani mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan koki yang akrab disapa Chef Arnold itu dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Once dan Dhani, misalnya, pada Februari 2023 menggelar konser bertajuk 30 Tahun Pesta Rakyat Dewa 19 yang menyedot lebih dari 70 ribu penonton. Sedangkan Chef Arnold menjadi salah satu juri dalam acara kompetisi memasak di televisi, MasterChef Indonesia.

“Jika dia memiliki banyak penggemar, kemungkinan besar dia akan menang. Kedua, strategi partai, di mana dapil tokoh-tokoh ini ditempatkan,” kata Nicky, Rabu (17/5/2023).

KPU telah menerima berkas caleg 18 partai politik (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym.)

Gejala Masalah Regenerasi

Menurut Ujang, pencalonan artis sebagai caleg oleh parpol menunjukkan masalah regenerasi. Kader-kader yang sudah berjuang “mati-matian” di partai kalah dengan pendatang baru yang sudah punya popularitas dan uang seperti selebritis.

Mantan staf khusus ketua DPR tahun 2016 itu menambahkan, partai politik harus merekrut selebriti jauh sebelum siklus pemilu dimulai. Jarak yang jauh antara rekrutmen dan seleksi akan memungkinkan artis untuk melalui proses regenerasi.

“Merekrut artis tidak dilarang. Tapi kalau terlalu banyak, dominan, dan dijadikan komoditas sebagai pengambil suara, maka menutup peluang kader internal partai politik untuk menjadi anggota DPR,” ujar Ujang.

Artis umumnya merupakan bagian kecil dari daftar kandidat yang didukung oleh partai politik. Di PDIP misalnya, pangsa artis dalam daftar caleg di Pemilu 2024 hanya 2,4%.

Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menugaskan Ketua Panitia Pusat Ideologi Djarot Saiful Hidayat untuk memberikan pelatihan kepada seluruh calonnya. Calon hukum juga telah melalui proses asesmen dan psikotest sehingga “siap dengan baik”.