Sekjen Partai Bulan Bintang: Efek Prabowo Bikin Kami Yakin Menang – Afriansyah Noor

Logo

Pemilu 2024 menjadi ajang pembuktian bagi Partai Bulan Bintang. Sejak didirikan pada 17 Juli 1998, partai berlambang bulan dan bintang ini baru dua kali mengirimkan wakil di Senayan yaitu pada periode 1999 – 2009. Setelah itu suara PBB terus merosot dan bahkan tak sampai 1 % pada pemilu 2019. 

Pekerjaan rumah PBB makin besar untuk pemilu 2024 lantaran Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mensyaratkan perolehan kursi hingga 4% untuk bisa duduk di Senayan. Hingga saat ini berdasarkan sejumlah lembaga survei suara partai yang diketuai Yusril Ihza Mahendra itu tak kunjung naik. Bahkan berdasarkan sejumlah survei PBB masih belum bisa keluar dari zon partai nol koma. 

Di tengah situasi yang tak kunjung membaik itu muncul asa baru. Dalam wawancara khusus dengan tim Katadata.co.id, Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang Afriansyah Noor yang biasa disapa Ferry mengatakan dukungan yang telah dideklarasikan untuk calon presiden Prabowo Subianto diyakini menjadi amunisi baru untuk bisa lolos ke DPR RI pada pemilu 2024. Ketua Umum Partai Gerindra itu disebut Ferry telah membakar semangat kader untuk meraih hasil maksimal. Menurut Ferry, dalam opsi paling minimal PBB setidaknya bisa kembali ke gelanggang politik nasional dengan mendukung Prabowo meski nantinya tidak lolos ke Senayan. 

Mengapa PBB begitu yakin dukungan untuk Prabowo akan memberi efek ekor jas pada partai? Apa saja yang dilakukan untuk bisa meraih kemenangan? Berikut petikan wawancara yang berlangsung pekan kedua Oktober lalu. 

Intensitas politik makin meningkat jelang hari pendaftaran capres dan cawapres. Bagaimana kesibukan di internal partai pada beberapa waktu terakhir? 

Jadi memang saat sekarang ini kan sudah musim atau tahun politik ya. Seluruh partai tentunya sibuk. Nah setelah PBB dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu 2024, kami mempersiapkan diri menghadapi Pileg dan Pilpres secara langsung. Untuk Pileg kami siapkan calon-calon legislatif DPR RI, DPRD provinsi, sampai dengan DPRD kabupaten kota. 

Apa yang kami siapkan? Kami mencoba mencari fitur-figur yang potensi, yang betul-betul bisa menjadi calon wakil rakyat yang amanah dan sesuai dengan visi dan misi Partai Bulan Bintang. Partai ini sekarang visi dan misinya itu adalah partai Islam ke Indonesiaan, jadi lebih kepada Islam moderat atau Islam nasionalis. Hampir di beberapa daerah yang Islamnya minoritas kami merekrut caleg-caleg potensial yang berasal dari non muslim, contoh di Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara. Bahkan di daerah-daerah yang mayoritas pun itu kami kalau ada calon-calon (non muslim) yang mau maju ya kami siapkan.

Contoh kemarin saya ada di Sumatera Selatan ada salah satu warga keturunan Tionghoa yang sudah bergabung juga dan dia agamanya Budha. Dia bergabung di PBB dan mencalonkan diri untuk DPRD Provinsi. Jadi ini yang kami lakukan dan ini strategi awal seperti dulu 1998, kami kembali lagi ke khitahnya. Kami selalu mengatakan bahwa Indonesia itu berbagai macam suku, bangsa, dan terdiri dari berbagai macam  ras, agama yang berbeda, bahasa yang beragam. Nah ini yang kami tampung. Intinya kami tetap di bawah institusi atau visi dan misi partai bulan bintang sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.  

Pertemuan Partai Gerindra dan Partai Bulan Bintang (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.)

 

Bagaimana dengan komposisi caleg yang disusun, apakah sudah mempertimbangkan keterwakilan perempuan? 

Jadi memang ada persoalan bagaimana soal gender ya. Ada kebutuhan perempuan itu minimal 30%, kami memang menyiapkan sesuai dengan PKPU bahwa setiap daerah pemilihan kami harus mengikuti aturan PKPU itu 30% perempuan. Kami punya catatan untuk KPU sebagai penyelenggara, bahwa tidak semua dan tidak gampang untuk menemukan caleg yang potensial. Kami harus mengakui bahwa perempuan tidak semuanya juga berminat terjun ke politik. jadi ada beberapa daerah yang memang PBB kesulitan mencari kader perempuan yang potensial. Mungkin bukan hanya PBB, partai lain juga kesulitan mencari kader perempuan yang potensial dan bukan hanya sekadar mau. 

Lalu apa yang dilakukan?

Nah akhirnya kami mengikuti aturan itu. Kami mencari kader-kader yang dari internal untuk mencukupi kuota 30 persen tadi sehingga kami bisa memenuhi aturan PKPU. Termasuk untuk kepengurusan partai kami penuhi 30 persen perempuan. Tingkat pusat, provinsi, dengan kabupaten kota. Ini yang terjadi.

Jadi, mungkin ya, kalau syarat 30 persen itu berat, artinya tidak bisa dilakukan, ya mungkin batas minimalnya diturunkan. Jadi kami bukan sekadar mencari melengkapi 30 persen, tapi betul-betul caleg-caleg perempuan yang potensial, yang berkualitas, gitu.

Bagaimana target suara PBB di Pemilu 2024?

Nah, ini tahun 2024 tanggal 14 Februari nanti tentunya akan dilakukan pemilihan Pilpres juga langsung. Kami telah mendeklarasikan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon presiden kami yang tentunya deklarasi ini kami lakukan di akhir bulan Juli kemarin. Nah Jadi intinya Kami sekarang sudah punya calon presiden, kami dari partai bulan bintang karena partai politik peserta pemilu 2024 bisa mencalonkan calon presiden dan wakil presiden, tentunya kami mencalonkan ketua umum kami sebagai calon wakil presidennya Pak Prabowo.

Sebelum kami putuskan pilih Prabowo, saya dengan Yusril dan beberapa pengurus DPP aktif bertemu dan berdiskusi dengan Prabowo. Hasil diskusi inilah kami simpulkan bahwa Prabowo ini layak kami dukung. Jadi bukan ujug-ujug ya kami dukung jadi calon presiden. Tentunya dengan harapan apa, kami bisa mendapatkan efek daripada pencalonan Prabowo dan berdampak pada pemenangan legislatif PBB. Jadi konteksnya adalah, kami mendukung Prabowo sehingga orang-orang yang memilih Prabowo nanti juga ikut memilih PBB, khususnya di segmen islam ya khususnya islam moderat. Kami ambil ceruknya, coat tail effectnya lah ya. 

Berapa suara yang diharapkan?

Ya kami 4% lewat saja. Dengan begitu kami bisa kembali dapat kursi di Senayan. Jadi tidak muluk-muluk. 

Apa yang dilakukan untuk bisa menang di pileg dan pilpres?

Kami bersinergi karena pilpres dan pilegnya berbarengan. Kami menyiapkan tim untuk memenangkan legislatif dan memenangkan capres yang kami usung. Jadi ini simultan dan berbarengan. Tentunya kami mempersiapkan infrastruktur partai di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten kota, sampai di tingkat anak cabang dan anak ranting. 

Nah, ini yang kami lakukan. Jadi memang bukan kerja mudah tapi dengan menyemangati semua tim. Prabowo pun punya komitmen agar PBB ini bisa kembali ke senayan dengan lolos 4 persen. Karena beliau mengatakan bahwa ‘ketika saya menjadi presiden tentunya kebijakan-kebijakan itu bisa dikawal PBB di legislatif yaitu di Senayan. 

 

PERTEMUAN GERINDRA DAN PBB (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.)

Dari berbagai lembaga survei, peta pemilu sekarang ini agak berat untuk partai islam, termasuk bagi PBB. Bagaimana partai menyikapinya? 

Kami menyadari bahwa untuk perolehan 4 persen itu berat, berat sekali. Apalagi sekarang ada 18 partai yang bertarung di periode 2024 ini. Segmen islam juga partai banyak  selain PBB. Tentunya kami harus punya strategi khusus yang memang harus kami ambil dan kami mainkan. Nah salah satunya tadi, kembali lagi, kami mendukung Prabowo sehingga ke depan partai bisa mendapatkan feedback dari dukungan itu. .

Pada pemilu 2019 lalu PBB memang hanya cuma mencapai angka 0,8%, di bawah 1 persen. Ini kerja keras. Kalau untuk menjadi 4% itu kerjanya harus empat kali lipat. Tapi saya melihat ya dengan perkembangan politik dua tahun terakhir ini PBB sudah mulai terdengar kembali. Artinya dengan kerja keras kawan-kawan di pusat, di provinsi maupun di kabupaten dan kota ini insyaallah kami mencoba menoreh sejarah. 

Kami ingin kembali membangkitkan kejayaan PBB. Kami punya anggota legislatif itu periode 1999 – 2009. Jadi kami ingin menoreh sejarah kembali. Dan memang, sekarang ini pragmatisme ini luar biasa. Jadi ini yang kami lakukan termasuk ketika mendukung gugatan agar diberlakukan sistem pemilu tertutup. 

Dengan sistem tertutup pengendali utama itu adalah partai dan kemudian juga sehingga tidak ada persaingan di internal partai. Tapi MK memutuskan tetap sistem terbuka sehingga akhirnya sesama internal partai pun bersaing.

Jadi sekarang ini caleg di satu dapil dengan partai yang sama tentunya saling berebut untuk menjadi yang pertama. Ini yang menjadi kesulitan, termasuk juga pendanaan dan ini luar biasa. Rakyat sekarang kalau kami turun terutama untuk nyaleg punya tantangan besar. Saya melihat bahwa memang harusnya caleg-caleg turun ke lapangan membawa ide program kemudian menyampaikan visi dan misinya tapi tidak cukup, harus dibawa oleh-oleh juga.

Makanya saya pikir sekarang ini caleg-caleg harus pandai-pandai mengambil hati rakyat dan kemudian juga saya pikir rakyat juga harus tidak boleh lagi terkontaminasi dengan caleg bawa duit.  

Adakah rambu di partai soal bagaimana kampanye ini nanti berjalan? Termasuk bagaimana menarik hati masyarakat tanpa politik uang?

Kami tidak punya rambu-rambu khusus. Yang jelas sebagai orang yang sudah diberikan amanah jadi caleg dia wajib turun memperkenalkan diri dan partainya. Mensosialisasikan program partainya, agar ketika rakyat melihat berbagai macam partai dan berbagai macam caleg mereka berpikir mana yang terbaik.

Nah kami juga menunjukkan saat ini PBB di mata rakyat Indonesia ini satu-satunya partai yang belum punya masalah. Partai kami tidak ada masalah perkembangan dunia termasuk soal korupsi, soal apa ya macam-macam lah yang sifatnya negatif.

Mungkin ini termasuk faktor juga agar rakyat bisa menilai ‘Oh ya partai PBB ini layak kami dukung’ dan mudah-mudahan bisa menjadi wakil-wakilnya yang amanat seperti itu.

Apa yang menjadi pembeda antara PBB dengan partai lain? Apa isu yang  menjadi prioritas dan fokus PBB di pemerintahan mendatang?

Kalau kami memfokuskan diri sekarang ini adalah bagaimana  melakukan pembelaan atau advokasi terhadap persoalan hukum. Karena memang ketua umum kami itu  identik dengan seorang ahli hukum dan seorang ahli tata negara.

Tentunya dengan program-program pembelaan atau advokasi inilah kami bisa melakukan langkah yang memang bisa dinilai oleh masyarakat bermanfaat.

Kalau yang lain-lain kami juga melakukan pendekatan terhadap pemilih pemula atau pemilih milenial. Kami punya Pemuda Bulan Bintang sebagai penggerak langkah untuk rekrutmen anak-anak muda, anak-anak millennial. Kami ingin  bisa menyalurkan aspirasi pemuda dengan pbb. Ini merupakan tantangan juga, tantangan berat buat kami dan kami mengakui bahwa saat ini sulit sekali untuk melakukan kegiatan yang betul-betul bisa langsung menyentuh ke masyarakat.

Seperti apa PBB melibatkan anak muda. Apakah hanya pada isu atau bagaimana? 

Kami melibatkan anak-anak muda untuk kami rekrut dan kami juga sama-sama mengajak mereka untuk melakukan program aksi sosial ke masyarakat tentunya. Nah anak-anak muda ini kami ajak bersosialisasi, kalau dalam perekonomian itu ekonomi kreatif. Kebetulan juga sebagai Sekjen juga saya sebagai wakil menteri ketenagakerjaan. Saya juga mengajak anak-anak muda melalui teman-teman di daerah untuk rekrutmen penciptaan sumber daya manusia agar mereka bisa mendapatkan pelatihan, mendapatkan ilmu dan kemampuan serta potensi sehingga ketika mereka nanti terjun ke masyarakat mereka bisa bekerja dengan kemampuan yang telah kamo bina.

Nah program-program ini saya mengajak Pemuda Bulan Bintang untuk menjadi aspirasi atau penyalurnya.

Apakah Anda yakin bisa PBB bisa kembali ke Senayan seperti pemilu 1999 dan 2004? 

Ya jadi kami sekarang sudah berusia 25 tahun. Kami punya dua periode di Senayan yaitu 1999 – 2004 dan 2004 – 2009. Setelah itu suara kami turun terus. Tetapi dengan semangat kebersamaan, kekompakan, kesolidan, dan satu komando kami akan mencoba meraih kemenangan kembali pada tahun 2024.

PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT PBB (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

 

Memasuki pemilu 2024 ini di awal PBB terlihat dengan PDIP, tapi sekarang bergabungnya ke Prabowo. Apa pertimbangannya? 

Jadi gini ya dari 1998 saya masuk politik dan terjun di dunia politik langsung di partai bulan bintang, jadi saya tidak pernah ke partai yang lain tapi saya dekat dengan banyak partai. Jadi sebagai politisi itu saya banyak  berteman dengan banyak partai, salah satunya adalah PDI Perjuangan. Sahabat saya banyak di PDI, komunikasi terbangun. Dengan Sekjen PDIP pun saya kenal baik, ya nah ini kami bangun.

Nah ketika kemarin ada kesamaan soal visi, mengenai sistem pemilu tentunya kebersamaan ini kami rangkul. Kami sama-sama sepakat soal undang-undang masalah pemilu terbuka dan tertutup. Nah PDIP mendukung. Komunikasi saya terutama dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dekat sekali. Tapi memang putusan kami ditolak artinya uji materi ditolak sama MK kembali sistem terbuka dan akhirnya juga komunikasi tetap berjalan.

Memang harusnya siapapun atau pimpinan partai politik itu harusnya bisa membuka komunikasi secara enak ya, secara artinya bukan secara agak tersumbat gitu ya. Komunikasi kami dengan pimpinan level keduanya PDIP itu kuat. cuma yang ketua umumnya memang mungkin karena kesibukan akhirnya memang tidak pernah kami bisa komunikasi. Akhirnya komunikasi lebih terbangun dengan Kertanegara. Kebetulan juga Pak Prabowo ini kan salah satu Ketua Umum partai terbesar dan kebetulan pula beliau mau maju jadi capres, sehingga komunikasinya nyambung.

Jadi sumbatan-sumbatan yang tadinya terjadi setelah diskusi, terbuka. Apa-apa yang menjadi kekurangan PBB kami buka dan akhirnya menjadi masukan buat kami. Begitu juga terhadap Pak Prabowo apapun yang menjadi kekurangan kelebihannya ya kita diskusikan, ini nyambung. Jadi memang pemimpin itu harusnya membuka diri agar semua kepentingan bisa tersalurkan. Bisa ke semua arah. Jadi bukan karena sesuatu. PDIP bagus, semua bagus tetapi kan tentunya harus ada komunikasi yang baik.

PBB jadi partai yang awal-awal mendukung Prabowo, apa alasannya?

Pertama kali. Sebetulnya kan PKB, tapi waktu itu kan belum deklarasi, hanya berkoalisi. Dan kami yang melakukan deklarasi awal.

Sebagai partai yang pertama mendeklarasikan Prabowo dan melihat dinamika saat ini, apakah ada kesepakatan bahwa PBB akan tetap bersama dalam pemerintahan meskipun tidak sampai di Parliamentary Threshold?

Jadi begini, persoalan diajak tidak diajak itu kan tergantung Prabowo. Jadi kalau kami jelas berniat mendukung Prabowo, tetap ingin beliau menang. Ternyata nanti setelah menang PBB misalkan tidak sampai dengan 4% ya kami juga tidak bisa memaksa  untuk menekan beliau agar kami gabung di pemerintahan. Semua kami  serahkan kepada Prabowo.

Tetapi saya melihat bahwa Prabowo ini orang yang punya komitmen, orang yang baik. Tentunya beliau juga akan melihat siapa-siapa sih yang sungguh-sungguh memperjuangan beliau sehingga menang kan begitu. Salah satunya PBB, sudah jelas. Kami sudah mendeklarasikan sudah konsolidasi hampir semua zona untuk memenangkan Prabowo juga memenangkan PBB. Hal inilah yang mungkin membuat pertimbangan Prabowo.  

Soal putusan MK, sejauh ini pembahasan di internal seperti apa antar sesama partai koalisi?

Jadi partai koalisi itu ada Gerindra, ada PBB, Gelora PAN, kemudian Golkar dan terakhir Demokrat bergabung. Ada partai kecil yang baru bergabung juga Prima, kemudian Garuda, kemudian juga ada partai baru.

Masih mengenai putusan MK, bagaimana dinamika di koalisi? Apakah memang sudah bersepakat menunggu hasil baru ada nama yang bergulir atau sebenarnya sudah ada yang disiapkan?

Jadikan rumor di media banyak beredar beberapa nama. Jadi batasan umum ini kan bukan hanya soal capres cawapres tapi juga untuk pilkada juga. Kemudian juga DPR sudah putuskan sama pemerintah bahwa pendaftaran Pemilu tetap dimulai tanggal 19 Oktober dan diakhiri tanggal 25 Oktober. Kemudian setelah kita melihat perkembangan rumor banyak beredar beberapa nama, hasil survei kemudian partai-partai koalisi Indonesia maju mengusung si a si b si c, termasuk PBB mengusung Pak Yusril, dan Mas Gibran.

Soal Mas Gibran ini memang ada beberapa kendala, pertama adalah soal umur kedua adalah anak ini masih muda. Infonya belum punya pengalaman. PBB kenapa pilih Gibran? Saya melihat bahwa Mas Gibran ini sosok anak muda tentunya beliau bisa menjaring pemilih-pemilih pemula, millennial. Kemudian juga walaupun beliau baru menjadi wali kota tiga tahun lebih tapi alhamdulillah Solo di bawah kepemimpinan beliau lebih adem, tenang, dan banyak kemajuan yang dirasakan.

Saya beberapa kali dinas ke Solo dalam rangka sebagai wakil Menteri. Saya melihat perkembangan Solo dari sebelumnya ya lebih baik lah. Lebih mantap ya, dalam soal tata kotanya, bersihnya, kemudian kulinernya juga hidup, UMKM-nya hidup, di sini saya melihat bahwa tidak gampang memimpin sebuah daerah kalau memang pemimpinnya itu tidak memiliki tangan dingin. Jadi ini yang saya lihat. 

Sementara sebagai negara yang terus maju dan berkembang Indonesia kan banyak generasi yang punya kemampuan yang luar biasa, lihat anak-anak pengusaha sekarang, anak-anak muda semua. Jadi Menurut saya kebebasan berdemokrasi itu tidak boleh dibatasi dengan hal-hal yang tidak prinsip. Jadi menurut saya, kalau saya lebih ekstrim lagi biar aja umur 21, atau anak yang sudah menikah, untuk menjadi pemimpin di republik ini.

Itu sudah menjadi suara di koalisi?

Sudah, jadi, Cuma ini kan menjelang ujung-ujung tahun politik nih jadi ramai. Padahal itu batasan umur itu kan tidak berlaku untuk Mas Gibran saja. Berlaku untuk semua orang yang punya keinginan dan kemauan juga potensi, kan gitu.

Kenapa PBB dukung Mas Gibran, satu tadi, potensi, anak muda, dan punya pengalaman kepala daerah. Kemudian juga beliau juga anaknya memang mampu untuk merangkul semua kekuatan partai politik pendukung Prabowo tentunya ya, cuman memang dikaitkan lagi dengan nepotisme atau dinasti politik.

Saya tanya lagi sama teman-teman, siapa sih yang tidak berdinasti politik saat ini?  Cuma kebetulan saja mereka tidak bisa mencalonkan anaknya untuk jadi calon wakil presiden. Nah satu ini bisa. Kan pak Jokowi itu bukan ketua umum partai politik lho. Dia itu orang biasa tapi berada di satu partai tertentu, kenapa harus diributkan.

PBB deklarasi Prabowo calon presiden (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz)

 

Bagaimana pandangan Anda dan PBB soal pencolonan Gibran yang dinilai sebagai kelompok merupakan praktifk dinasti politik?

Tidak ada kaitannya. Ini soal kemampuan juga, soal manajerial juga, soal bagaimana anak muda ini bisa berkolaborasi dengan calon presidennya. Dan ini kan terus terang saja sudah banyak rumor bahwa yang menghendaki Prabowo. Saya pikir Prabowo penting untuk meminta si A untuk jadikan wakilnya, karena beliau nanti yang bekerjasama untuk mengelola negara dan membangun Indonesia. Tentunya harus punya chemistry yang sama, kalau tidak ada bagaimana. Ibarat pasangan hiduplah, tidak cocok, tidak jalan. Bisa punggung-punggungan, kan gitu. Nah itu yang kami lihat.

Kapan rencana pendaftaran capres dan cawapres akan dilakukan ke KPU?

Pertimbangannya banyak. Pendaftaran dibuka tanggal 19 dan ditutup tanggal 25 Oktober. Ada yang mengatakan sambil canda-canda ‘gimana awalan, bagaimana tengah-tengah, atau di akhir’, ya kami bilang tunggu dapat calonnya dulu lah. Siapa calonnya, kemudian setelah kami dapat calonnya kami cari hari baiknya, tanggal baiknya untuk kami daftar, kan gitu. Jadi gak usah, ojo kesusu, santai aja yang penting, seluruh calon itu yang sudah merasa harus mempersiapkan persyaratan yang ada, tertuang di dalam peraturan atau persyaratan calon presiden dan wakil presiden. Itu disiapkan.

Tapi tetap atas persetujuan mau atau tidak. Siap atau tidak dan ngukur diri juga. Ada yang mau mendukung gak? karena ini persyaratannya suara 25 persen atau parlementiary threshold 20 persen. 

Dalam hampir semua survei hari ini Prabowo termasuk yang berpeluang untuk menang. Seberapa yakin partai Anda akan menjadi bagian dari pemenang itu nanti, dan seberapa yakin akan exist di pemilu 2024?

Jadi tolok ukurnya saya sebagai kader internal Partai Bulan Bintang, tolok ukurnya gampang. Saya sudah berangkat mulai dari Aceh sampai Papua, kesiapan kami insyaallah lebih siap dari tahun-tahun sebelumnya. Dari tahun 2019, 2014, dan 2009, infrastruktur saya bangun. Saya sebagai Sekjen dan saya sudah perintahkan seluruh pasukan saya ini buat infrastruktur, itu satu.

Yang kedua, saya juga membangkitkan semangat teman-teman ini untuk berjuang karena di pilpres dan pilegnya peserta sama-sama dan saya tunjukkan pada Prabowo bahwa PBB siap dan beliau ikut menyaksikan itu.

Nah tentunya dengan semangat ini PBB siap memenangkan Prabowo dan menang pileg untuk ada di senayan.

Target berapa kursi?

Kita target 25 kursi, pokoknya lolos 4 persen.

Saya meyakini itu. Sebagai sekjen saya optimis.